MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
Dosen
pengampu:
Alvi rosyidi
M.Pd
Meti Indrowati
M.Si
dr. Tonang Dwi
A
Disusun Oleh:
Adhy
Giri P. K4309004
Aritiyas
T.R K4309013
Asih
Fitriani K4309015
Desi
Lina S K4309022
Dwi
Eka Y K4309025
Dyah
Hayu N K4309027
Habsari
Asna K K4309033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Anatomi berasal dari bahasa yunani yang
terdiri dari ana yang artinya memisahmisahkan atau mengurai. Dan tomos
yang artinya memotong-motong, jadi anatomi berarti mengurai dan
memotong. Ilmu bentuk dan susunan tubuh di peroleh dengan cara mengurai badan
melalui potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat tubuh satu dengan
yang lainnya sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal
fungsi atau pekerjaan dari tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat
tubuh tersebut dan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh
orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap
alat-alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Makanisme dan sifat khusus tubuh manusia hidup di luar
pengendalian kita sendiri, misalnya rasa haus dan lapar yang membuat
kita mencari minum dan makan, perasaan dingin membuat kita mencari
kehangatan dan perlindungan. Manusia sebenarnya bergerak secara otomatis
karena kita mempunyai perasaan, fikiran, dan pengetahuan yang merupakan
suatu rangkaian kehidupan yang otomatis memungkinkan kita hidup pada
berbagai keadaan. Sistem skelet (tulang kerangka)
Susunan tulang atau skelet (kerangka) merupakan
salah satu unsur sistem penegak dan penggerak. Tulang manusia dihubungkan
dengan yang lain melalui sambungan tulang atau persendian sehingga terbentuk
kerangka yang meruapakan sitem lokomotif pasif, yang akan diatur oleh alat-alat
lokomotif aktif dari otot.
Karakteristik
Tulang Kerangka
1.
Tulang Panjang
Pada bagian
tengah tulang panjang terdapat diafise dan ujungnya disebut epifise. Ujung
tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan gerakan sendi rawan disebut
rawan sendi (articulasio). Permukaan luar tulang dibungkus oleh selaput tulang
(periostinum) yang mempunyai sifat menyerupai jaringan ikat.
Jika tulang dibelah memanjang pada
bagian tengah diafise terdapat lubang yang menyerupai pipa. Dinding bagian
dalam pipa dilapisi oleh substansi bahan rapat atau padat, sedangkan pada
bagian ujung tulang substansi semakin menipis. Bagian epifise dari tulang ini
terdapat banyak lubang-lubang kecil yang menyerupai bunga karang (spongiosa).
2.
Tulang Atap Kepala
Tulang atap
kepala terdiri atas dua lapisan, yaitu substansi compacta tubula eksternal
(lapisan luar) dan substansi compacta tubula interna (lapisan dalam). Diantara
kedua lapisan ini terdapat substansi spongiosa. Lubang bagian dalam diafise terdapat
ruang yang disebut cavum medula yang berisi sumsum tulang kuning (medula oseum
plava) dan pada lubang substansi
spongiosa terdapat sumsum tulang merah (medula osseum rubra). Permukaan dalam
substansi compacta diliputi oleh selaput tipis yang disebut endosteum.
Substansi compacta dan spongiosa
ini termasuk jaringan penunjang. Jaringan penunjang pada jaringan antar sel
(substansi intersellularis) banyak mengandung kalsium (zat kapur), fosfat,
kalsium karbonat, dan memiliki sifat yang keras. Bila dibandin gkan zat-zat
organik lebih banyak terdapat dalam tulang anak-anak daripada lansia sehingga
tulang anak-anak lebih lentur(bingkas).
Dalam substansi compacta terdapat
saluran yang dikelilingi oleh beberapa lapis yang disebut lamela harvers
(keping tulang yang membentuk saluran) dan dibawah periostinum terdapat lapisan
tulang
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM RANGKA
Kerangka
tubuh manusia juga disebut sistem skelet yaitu merupakan susunan tulang
pembentuk tubuh manusia,penggerak badan,merupakan alat gerak pasif karena
tulang juga akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif(otot) yang melekat pada
tulang tersebut mengadakan gerakan, jadi tulang berguna untuk pelekatan otot
tubuh. Selain itu, tulang-tulang tersebut juga berfungsi sebagai pembentukan
darah merah yaitu pada cavum medular(rongga sumsum) yang terdapat pada tulang
yang berbentuk pipih atau panjang, terutama pada medulla ossea rubra(sumsum
tulang merah) sedang pada sumsu tulang kuning atau medulla ossea flava tidak
memproduksi sel darah merah, kecuali jika diperlukan akan berubah menjadi
sumsum tulang merah.
Sistem
rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan
basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat
pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya
struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan
(seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon,
otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun
jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Fungsi kerangka:
· menahan seluruh
bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
· melindungi alat tubuh yang
halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
· tempat melekatnya
otot-otot
· untuk pergerakan tubuh
dengan perantaraan otot
· tempat pembuatan sel-sel
darah terutama sel darah merah
· memberikan bentuk pada
bangunan tubuh buah.
1.
Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan atas :
a.
Tulang Pipa ( os tubular)
Tulang pipa berbentuk bulat panjang.
Tulang pipa dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian
batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh
dan memungkinkan adanya pergerakan. Di bagian tengah terdapat rongga besar yang
berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah
tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan
tulang betis. Bagian-bagian dari tulang pipa, antara lain sebagai berikut:
1) Epifisis,
yaitu kedua ujung tulang.
2) Diafisis,
yaitu bagian tengah tulang
3) Cakraepifisis,
yaitu sambungan epifisis dan diafisis.
4) Tulang
rawan daerah sendi.
5) Kanalis
medularis, yaitu rongga memanjang di dalam diafisis yang diisi oleh sumsum
tulang kuning.
6) Periosteum,
yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.
Gambar Tulang
pipa
b.
Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan
lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di
tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya
berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang
pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Tulang pipih terdapat pada tulang
tengkorak, belikat, rusuk, dan tulang wajah. Perhatikan contoh bentuk tulang
pipih pada Gambar
Tulang
tengkorak
c.
Tulang panjang
Tulang panjang adalah tulang yang
panjangnya melebihi
lebarnya. Biasanya terdiri dari sebuah
batang berbentuk tabung
yang disebut
diafisis dan sebuah epifsisi pada ujung-ujungnya. Pada masa
pertumbuhan diafisis dari tulang panjang dipisahkandari epifisis oleh sebuah
epifisis tulang rawan. Bagian diafisi yang terletak
berdekatan dengan epifisis cartilage disebut dengan metafisis.
Bagian batang atau diafisis dari tulang panjang memiliki sebuah
rongga sempit di bagian tengahnya yang berisi sumsum tulang.
Bagian ujung dari tulang panjang, yaitu epifisis dan
metafisis, terdiri daricancellous bone yang dikelilingi oleh lapisan cortical
bone yang tipis. Permukaan artikular
dari ujung tulang panjang dilapisi olehcartilage hialin. Tulang panjang
ditemukan pada tungkai. Yang termasuk tulang panjang adalah femur, tibia, dan
fibula pada paha dan betis, humerus, radius, dan
ulna dari lengan, serta
metatarsal, metacarpal, dan
phalanges dari kaki dan tangan. Tulang panjangpada kaki mencakup setengah dari
tinggi manusia. Tulangpanjang terutama tumbuh akibat perpanjang
diafisis.Pertumbuhan longitudinal dari tulang panjang merupakan hasildari
osifikasi endokondrial dari lempeng epifise. Pertumbuhanmemanjang tulang
distimulasi oleh growth hormone (GH) yangdisekresikan lobus anterior dari
glandula pituitary (Snell, 2004)
d.
Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan
berukuran pendek, tidak beraturan, misalnya terdapat pada tulang pergelangan
tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, dan telapak kaki. Tulang pendek
diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari
jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena
kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat pada
tulang pergelangan tangan. Agar Anda lebih jelas memahami bentuk tulang pendek,
perhatikan Gambar
Tulang
Pendek pada tangan dan kaki
e. Tulang-tulang pneumatika
Tulang-tulang ini membentuk
rongga-rongga yang berisi udara dan dibatasi oleh membran mukosa. Misalnya
tulang-tulang pembentuk tengkorak ( os ethmoidale,os sphenoidale, maxilla,dsb).
f. Tulang-tulang sesamoid
Tulang sesamoid adalah tulang-tulang
kecil yang biasanya terdapat diantaranya persendian tulang. Misalnya tulang tempurung lutut (os
patella) yang merupakan tulang sesamoid yang terbesar.
2. Jenis Tulang
dibedakan atas:
a. Tulang Rawan
(Kartilago)
Tulang rawan dapat ditemukan pada embrio, anak-anak, dan orang dewasa.
Tulang rawan pada embrio dan anak-anak berasal dari sel-sel mesenkim.
Pada embrio, bagian dalam tulang rawan berongga dan berisi sel-sel pembentuk
tulang yang disebut osteoblas. Tulang rawan pada anak-anak lebih banyak
mengandung sel-sel tulang rawan daripada matriksnya. Kondisi ini berkebalikan
dengan tulang rawan pada orang dewasa yang justru lebih banyak mengandung
matriks. Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang
disebut perikondrium, yang banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada
orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang
banyak mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan yang disebut kondrioblas.
Tulang rawan ini dapat dijumpai pada bagian tubuh, di antaranya pada ujung
tulang persendian, taju pedang, cincing batang tenggorok, daun telinga, antara
tulang rusuk, antara ruas tulang belakang, dan lain-lain.
Tulang rawan terbagi menjadi
3, yaitu :
1)
Tulang rawan
hialin
Banyak mengandung serabut kolagen bersifat ulet, kuat dan elastic. Tulang rawan
hialin bersifat sementara karena akan berubah menjadi tulang keras. Tulang
rawan hialin terdapat pada tlang rawan sendi, iga, saluran pernapasan dsb.
2)
Tulang rawan
elastic
Substansi interselnya kaya akan serabut elastic dan sedikit kolagen, ditemukan
pada daun telinga, epiglottis dsb.
3)
Tulang rawan
fibrosa
Dikenal sebagai jaringan penyambung tukang rawan, mengadung lebih sedikit
sel dibandingkan jenis yang lain. Fungsi dari tulag fibrosa yaitu memperdalam
rongga-rongga cawan sendi.
b.
Tulang Sejati (Osteon)
Tulang sejati bersifat keras dan matriksnya banyak mengandung kalsium dan
fosfat. Matriks tulang juga banyak mengandung zat perekat. Di dalamnya terdapat
jaringan-jaringan seperti sarang lebah yang sangat keras dan kuat, pada bagian
tengah tulang terdapat sumsum tulang yang bertugas membuat sel darah merah dan
sel darah putih.
Struktur
tulang
- Secara
mikroskopis
tulang terbagi
menjadi
a. Tulang Spons
Tulang spons
memiliki matriks yang berongga. Misalnya, terdapat pada tulang pipih dan
pendek. Perhatikan struktur tulang spon pada Gambar
Tulang spon
b. Tulang
Kompak
Tulang
kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, misalnya terdapat pada tulang
pipa. Struktur tulang kompak dapat dilihat pada Gambar
tulang
kompak
- Pembentukan
tulang ( osifikasi) :
Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang
rawan (kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi membran dan osifikasi
endokondral. Tulang keras dapat terbentuk baik melalui proses osifikasi
intamembran, osifikasi endokondral atau kombinasi keduanya. Osifikasi
endokondral adalah pergantian tulang rawan menjadi tulang keras selama proses
pertumbuhan. proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian
besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah
dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi.
Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini
tertanam dengan kuat pada matriks tulang. Sebagian besar tulang juga
dapat terbentuk dari gabungan osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral.
pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif
membelah. sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa
kondrin. kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan
menghasilkan mineral untuk membentuk matriks tulang.
Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas
komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri atas protein
berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan fibroblast, dengan sel-sel
hidup yang menghasilkan kolagen dan matriks. komponen
mineral tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan kekuatan dan kekakuan
pada tulang. Selama kehidupan individu, osteoblas terus mensekresikan mineral,
sedangkan osteoklast terus mengabsorb mineral. pasien rawat inap dan astronot,
tulangnya serikali rapuh disebabkan proses reabsorbsi oleh osteoklast lebih
cepat dibandingkan proses sekresi oleh osteoblast.
Tulang-tulang orang yang telah berumur rapuh disebabkan komponen
mineral dalam tulang tersebut mulai menurun produksinya. Jaringan yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah.
Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan
tersebut.Proses pembentukkan tulang (osifikasi) Rangka manusia terbentuk pada
saat masih embrio berusia genap dua bulan, walaupun masih berupa tulang rawan
(cartilago).
Osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan cikal
bakal dari tulang. pada proses perkembangan
hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan
endoderm. mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian
berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung
dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.
Gambar. Pembentukan tulang
Proses pembentukan tulang:
a. Jaringan embrional
(mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai rangka awal. Tulang rawan tersebut
berongga dan menghasilkan sel induk tulang (osteoblast).
b. Osteoblast kemudian
membentuk sel-sel tulang. Masing-masing tulang menghasilkan matriks tulang yang
di dalamnya diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehinggan
tulang menjadi keras.
Berdasarkan pembentukanya tulang dibagi menjadi:
a. Tulang chondral yaitu tulang yang
mengaami osifikasi dengan didahului oleh pembentukan tulang rawan lebih dahulu.
Dikenal dua jenis penggantian pembentukan tulang tersebut yaitu encondral dan
pericondral.
b. Tulang membran yaitu tulang yang
terbentuk tanpa melalui bentuk tulang rawan, ini juga disebut tulang desmal.
Arah pertumbuhan tulang ke luar dan ke dlam. Misalnya pada tulang pipih (tulang
tengkorak, tulang belikat, tulang rusuk, dsb).
Gambar. Pe,mbentukan tulang
- Persendian Antar Tulang (Hubungan Antar
Tulang)
Masing-masing tulang
rangka saling berhubungan satu dengan lainnya baik secara kontinue maupun
diskontinue membentuk persendian. Jadi persendian (articulatio) adalah hubungan
antara dua atau lebih tulang tanpa mengingat sifat hubungan tersebut dapat atau
tidak dapat bergerak secara langsung atau tidak langsung.
a. Terbentuknya sendi adalah sebagai
berikut :
Mula-mula kartilago
didaerah sendi membengkak, kedua ujungnya akan diliputi oleh jaringan pengikat,
jaringan serabut, tetap menjaga agar kedua ujung kartilago tersebut tidak
tercerai. Sesudah kedua kartilago terisi sel-sel tulang maka keduannya
diselaputi membran sinovial (selaput sendi) yang giat menghasilkan minyak
sinovial sebagai pelumas. Hubungan
antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan struktur
khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut dinamakan
sendi.terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Terbentuknya
sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula – mula kartilago akan
membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung
kartilago akan membentuk sel –sel tulang , keduanya diselaputi oleh selaput
sendi (membrane sinoval) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang
disebut sinoval.
1. Sinartrosis
Adalah hubungan antar tulang yang
tidak memiliki celah sendi, hubungan antar tukang ini dihubungkan dengan erat
oleh jaringan serabut sehingga sam sekali tidak bisa digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis , yaitu suture
dan sinkrondosis. Suture adalah
hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat,
contohnya pada tengkorak. Sikondrosis adalah hubungan antar tulang yang
dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan
diafisis pada tulang dewasa ; hubungan antar tulang ini tidak dapat
digerakkan.
2. Amfiartrosis
Adalah sendi yang dihubungkan oleh
kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan. Dibagi menjadi dua, yaitu
simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis sendi dihubungkanoleh kartilago serabut
yang pipih, contohnya pada sendi antar tulang belakang , dan pada tulang
kemaluan. Pada sindesmosis , sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan
ligament . contohnya sendi anatar tulang betis dan tulang kering.
3. Diartosis
Adalah hubungan antar tulang yang
kedua ujungnya tidak dihubungka oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan
, disebut juga sendi.
Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan keleluasaan bergerak dan fleksibel.
Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan keleluasaan bergerak dan fleksibel.
Diatrosis dicirikan sebagai
berikut:
1. Permukaan sendi dibalut
oleh selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous,
2. Bagian dalam kapsul
dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang disebut membrane synovial yang
menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan,
3. Kapsul fibrousnya ada
yang diperkuat oleh ligament dan ada yang tidak,
4. Di dalam kapsul biasanya
terdapat bantalan kartilago serabut.
1) Sendi Peluru
Pada sendi ini kedua ujung berbentuk
lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat
berporos tiga. Misalnya sendi pada gelang bahu dan gelang panggul.
Gambar.
Sendi peluru
Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu ,
misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas antar jari.
Gambar.
Sendi engsel
Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
Bentuk seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu poros ,
misalnya antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas dengan tulang
tengkorak.
Gambar.
Sendi putar
Sendi ini memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan
kekanan , maju mundur dan muka belakang. Misalnya antar tulang pengumpil dan
tulang pergelangan tangan.
Gambar. Sendi ovoid
5) Sendi Pelana atau Sela
Pada sendi
ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua,
tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang naik kuda. Misalnya
sendi antar tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan dan ibu jari.
Gambar.
Sendi pelana
Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan
tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang
pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
Gambar. Sendi luncur
- Sistem Rangka
tubuh manusia:
a.
Skeleton aksial
Terdiri atas sekelompok
tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada
organ di kepala, leher dan badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu:
1. Tulang dada
Gambar : Tulang dada
Tulang dada
termasuk tulang pipih,terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiridan kanan
tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada
memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari
kerusakan Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
a.
Tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada,
tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
b.
Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat
melekatnya tulang
rusuk ke tiga sampai ke
tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
c. Tulang taju pedang /
xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang
dada. Tulang ini terbentuk
dari tulang rawan
2. Tulang tengkorak bagian
kepala dan wajah terdiri dari:
Gambar : Tulang tengkorak
dan tulang wajah
Tulang tengkorak bagian
kepala terdiri dari:
· bagian parietal --> tulang dahi
· bagian temporal --> tulang samping
kiri kanan kepala dekat telinga
· bagian occipitas --> daerah
belakang daritengkorak
· bagian spenoid --> berdekatan
dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji
· bagian ethmoid --> tulang yang
menyususn rongga hidung
Tulang tengkorak tulang-tulang tengkorak merupakan
tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah
tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah.
tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi
yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang
disebut sutura.
Tulang tengkorak bagian
wajah terdiri dari:
· rahang bawah --> menempel pada
tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut
merupakan satu-satunya hubungan antar
tulang dengan gerakan yang lebih bebas
· Rahang bawah --> menyusun sebagian
dari hidung, dan langit-langit
· palatinum (tulang langit-langit)
--> menyusun sebagian dari rongga hidung dan
bagian atas dari atap rongga mulut
· zigomatik --> tulang pipi
·
tulang hidung
·
Tulang lakrimal --> sekat tulang
hidung.
3. Tulang Rusuk
Gambar : Tulang rusuk
Tulang
rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada
membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk
dibedakan atas tiga bagian yaitu:
a. Tulang rusuk sejati
berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang
berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya
berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
b. Tulang rusuk palsu
berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan
tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan
yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada
c. Rusuk melayang berjumlah
2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas
tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki
beberapa fungsi diantaranya:
a). melindungi jantung dan paru-paru
dari goncangan.
b). melindungi lambung, limpa dan
ginjal, dan
c). membantu pernapasan.
4. Ruas –Ruas tulang
Belakang
Gambar : ruas tulang
belakang
Ruas-ruas
tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan
bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian
yaitu:
- Tujuh
ruas pertama disebut tulang leher (vertebra cervicalis).
1)
Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua
berupa tulang pemutar atau poros, bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan
gerakan.
Karakteristik dari tulang atlas adalah :
·
tidak mempunyai corpus vertebrae
·
mempunyai dua arcus yaitu arcus anterior dan arcus posterior
·
mempunyai dataran sendi untuk dens epistrophii sehingga kepala dapat
digelengkan ke kanan dan ke kiri.
·
Mempunyai tuberculum anterior dan posterior, tetapi belum mempunyai
processus spinosus.
2)
Ruas kedua disebut epistropheus (pemutar) sehingga kepala dapat
menggeleng ke kanan dan ke kiri. Karakteristik dari ruas kedua ini yaitu :
·
Mempunyai corpus seperti yag dipunyai oleh columna vertebrae lainnya
dengan satu arcus vertebrae anterior.
·
Mempnuyai dens epistrophii yang bersendi dengan tulang atlas sehingga
kepala dapat menggeleng ke kanan dan kekiri.
3)
Ruas tulang ketujuh
Karakteristik dari ruas tulang ketujuh
yaitu :
·
Processus spinosusnya runcing dan paling menonjol (dapat diraba dari
luar), oleh karena itu disebut dengan vertebrae prominent.
4)
Ruas tulang leher lainnya
Memiliki ciri umum yaitu :
·
Memiliki corpus vertebrae, foramen vertebralis tempat sumsum tulang
belakang, processus spinosus yang sering bercabang dua, tetapi kebanyakan
runcing, satu arcus vertebrae anterior, biasanya corpus vertebra semakin
kebawah semakin besar.
- Dua
belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung(vertebra thoracalis).
Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan
tempat melekatnya tulang rusuk. Bentuk ruas-ruas ini makin kebawah makin besar dan kuat, ruas yang
paling bawah hamper sama dengan ruas tulang pinggang bersendi dengan os costae
membentuk rongga dada (cavum thoracalis).
- Lima
ruas berikutnya merupakan tulang pinggang(vertebra lumbalis).
Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung.
Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat
otot-otot.
Ruas tulang ini paling kuat dan paling besar disbanding dengan vertebra
lainnya, terutama corpus vertebraenya, processus spinosus pendek kea rah
sagital. Lempeng arcus vertebraenya lebih tebal, sedang foramen vertebraenya
kecil.
- Lima
ruas tulang kelangkangan (vertebra sacralis).
Berbentuk
segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang. Bagian kanan dan kiri os sacrum ini bersendi
dengan os coxa kanan dan kiri, merupakan sendi kaku dan sukar digerakkan,
diperkuat dengan ligamentum
- Bagian
bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), Tersusun atas 3 sampai dengan 5
ruas tulang belakang yang menyatu. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi
untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong kepala dan
tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
Ruas-ruas tulang
belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong
kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
b.
Sekeleton Apendikular
Tersusun
atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.
Skeleton apendikular terdiri
dari :
1)
Anggota gerak atas
(extremitas superior)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
- Humerus / tulang lengan atas.
Termasuk
kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh
tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat
melekatnya tulang radius dan ulna.
- Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
Tulang
ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di
humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan
bawah dibandingkan ulna.
- Karpal / pergelangan tangan.
Tersusun atas 8 buah tulang yang
saling dihubungkan oleh ligamen.
- Metakarpal
/ telapak tangan.
Tersusun
atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan
tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
- . Palanges (tulang jari-jari).
Tersusun atas 14 buah tulang. Setiap
jari tersusun atas tiga buah
tulang, kecuali ibu jari yang
hanya tersusun atas 2 buah
tulang.
2)
Anggota gerak bawah
(extremitas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh
tulang:
- Femur / tulang paha.
Merupakan tulang panjang, keras dan merupakan tulang
pipa terbesar, pada ujung proximanya terdapat bangunan yang berbentuk bundar
dan besar yang disebut caput femoris. Inilah yang bersendi pada mangkok sendi
pada gelang bahu yang disebut acetabulum. Persendian tersebut dibantu oleh
ligamentum.
- Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis.
Merupakan tulang pipa yang
ukuran dan besarnya dapat dikatakan nomor dua setelah femur. Bagian
pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan
kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan dengan tulang betis karena
berfungsi untuk menahan beban atau
berat tubuh. Tulang betis
merupakan tulang pipa
terkecil dari tulang pembentuk cruris dan tempat melekatnya beberapa otot.
- Patela / tempurung lutut.
Terletak antara femur dengan tibia,
bentuk segitiga. patela berfungsi
melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan. pada tendon yang membentuk
lutut.
- Tarsal / Tulang pergelangan kaki.
Termasuk
tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang
tumit. Bagian distal
dari tarsal bersendi dengan bagian proximal dari metatarsal atau disebut basis
metatarsal.
- Metatarsal / Tulang telapak kaki.
Tersusun
atas 5 buah tulang pipa
yang tersusun
mendatar. Bagian ujung
distal dari metatarsal bersendi dengan tulang-tulang jari dengan nama sendinya
articulation metatarso-phalanges.
- Palanges / tulang jari-jari tangan.
Terdiri dari tulang-tulang pipa. Setiap
jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 2 tulang, jadi semuanya berjumlah 14 ruas.
3)
Gelang bahu
Tulang
gelang bahu (klavikula dan scapula /
belikat dan selangka). Tulang
selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan
dengan tulang lengan atas (humerus)
untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang
satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan
tulang belikat. Tulang belikat
(skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada
bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi
utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
4)
Gelang panggul
Tulang
gelang panggul terdiri atas dua buah
tulang pinggul. Pada anak anak
tulang
pinggul ini terpisah terdiri atas tiga
buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan
tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian
dari ruas-ruas tulang belakang.
Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.
Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi
dan mendukung organ-organ bawah,
seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.
5)
Bagian akhir dari ruas-ruas
tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.
Secara umum fungsi
sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem
rangka melindungi organ-organ
vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada
dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu
keduanya sering dikelompokkan
menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui
perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan
perantaraan ligamen Sistem gerak
pada manusia dan hewan terdiri atas rangka (tulang) dan otot. Otot mempunyai kemampuan untuk
berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Oleh karena itu, otot disebut sebagai alat gerak aktif, sedangkan
tulang disebut sebagai alat gerak
pasif.
Tulang manusia terdiri
dari tulang pipih, tulang pipa, dan tulang tak beraturan. Tulang pipih dan
tulang tak beraturan di bagian dalamnya diisi dengan sumsum tulang merah yang
turut berfungsi dalarn pembentukan darah merah; tulang pipa di lubang pipanya
terisi sumsum tulang kuning yang mengandung banyak lemak. Karena fungsinya
membentuk sel darah, pengambilan sumsum tulang untuk diagnosis penyakit darah
sering dilakukan pada tulang panggul (crista iliaca); dan pemeriksaan
sumsum tulang untuk men diagnosis kemungkinan penyakit malaria pada orang
dewasadapat menggunakansumsumdari tulangdada (ossternum). Pada saat bayi
masih di dalarn kandungan, salah satu tulang yang paling eepat tumbuh adalah
tulang tengkorak yang membungkus otak (neuro-craniumT).ulangtungkai
mulai tumbuh eepat setelah lahir. Tulang tengkorak yang membentuk wajah tumbuh
relatif larnbat dibandingkan neuro-cranium. Pada saat lahir semua bayi
mempunyai variasi ukuran dan bentuk tulang wajah ( splanchno-cranium) yang
minimal sehingga jika diperhatikan semua bayi normal mempunyai bentuk kepala
atau wajah yang kira-kira sarna. Semua bayi mempunyai pipi montok dan wajah
yang bundar, tennasuk yang berkulit putih, kuning, atau hitam. Setelah lahir,
di tulang rahang atas mulai teIjadi pertumbuhan gigi yang biasanya mulai muncul
atau mengalami erupsipada usia sekitar 6 bulan. Sejalan dengan
pertumbuhan bayi, wajah bayi akan mulai memanjang karena gigi yang tumbuh akan
memaksa tulang rahang atas dan tulang rahang bawah memanjang juga. Setelah gigi
susu tumbuh dan keluar dari gusi, di dalam tulang tetap berlangsung pertumbuhan
gigi tetap. Melalui proses seperti ini, wajah bayi secara perlahan akan
mengalami perubahan. Menurut data statistik pada umumnya wajah bayi barn akan
menunjukkan kesamaan dengan ibu atau bapaknya setelah usia 18 sampai 24 bulan.
Di tulang pembungkus otak (neuro-cranium) juga terjadi pertumbuhan. Pada
saat lahir tulang dahi beIjumlah 2 buah kiri kanan sehingga di puncak kepala
bagian depan dapat teraba celah lunak berbentuk segi empat yang dinamakan ubun-ubun
besar (greaterfontane~ dan di kepala bagian belakang celah berbentuk
segitiga yang dinamakan ubun-ubun kedl (lesserfontane~. Ubun-ubun kedl
penting digunakan oleh dokter dalam membantu persalinan; sedangkan ubun-ubun
besar berguna untuk mendiagnosis apakah seorang bayi kekurangan cairan. Bayi
yang sering mencret sehingga kekurangan cairan akan menunjukkan ubun-ubun besar
yang melekuk ke dalam. Ubun-ubun besar dan kedl biasanya menutup pada usia
sekitar 18 bulan. Setelah usia 6-7 tahun, gigi tetap biasanya mulai
menggantikan gigi susu. Jika hal ini teIjadi maka di tulang rahang atas akan
terbentuk rongga yang dinamakan sinus maxillaris atau sinus saja.
Ini adalah sinus yang dapat mengalami infeksi bila seseorang menderita pilek
dalam waktu lama. Karena sinusitu terbentuk setelah gigitetap mengalami erupsi,
anak kecil di bawah usia 6 tahun tidak akan mengalami sinusitis.
7. Gangguan pada Sistem
Gerak Manusia
Gangguan
atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot.
Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak
yang berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.
Gangguan
pada Sistem Rangka
Gangguan
pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan
secara fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang belakang.
·
Gangguan fisik
Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah
kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila terjadi
fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam.
Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan
mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan.
Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura
dapat dibedakan menjadi empat kelompok sebagai berikut :
o Fraktura
sederhana
Fraktura
sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada
di sekitarnya.
o Fraktura
kompleks
Fraktura
kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau organ
yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke
permukaan kulit.
o Greenstick
Greenstick
merupakan
fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian.
o Comminuted
Comminuted
merupakan
fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi
masih berada di dalam otot.
·
Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan
oleh kelainan fungsi hormon atau vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
o Rakhitis
Rakhitis
merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. Vitamin D
berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D
akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat
bagian kaki (tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0
o Mikrosefalus
Mikrosefalus
merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran
kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa
bayi kekurangan kalsium.
o Osteoporosis
Osteoporosis
merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang
rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi
(penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena
ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun wanita.
o Kelainan
akibat suatu penyakit
Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan
penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap
mekanisme gerak tubuh.
·
Gangguan persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena
sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi
empat yaitu sebagai berikut :
o Dislokasi
Dislokasi
merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari
posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau
tertarik
o Terkilir
(keseleo)
Terkilir
merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang
tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai
peradangan pada daerah sendi
o Ankilosis
Ankilosis
merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. .
o Artritis
Artritis
merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi. Gangguan artritis
dapat dibedakan menjadi rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid merupakan proses peradangan
atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang di
persendian. Osteoartritis merupakan
penipisan tulang rawa yang menghubungkan persendian. Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme
asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian.
·
Gangguan tulang belakang
Gangguan pada tulang belakang terjadi
karena adanya perubahan posisi tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan
kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh kelainan
tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
o Skoliosis,
melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung
ke arah kanan atau kiri
o Kifosis,
perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bongkok
o Lordosis,
melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan
sehingga kepala tertarik ke arah belakang
o Subluksasi,
gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke
arah kiri atau kanan.
·
Gangguan pada Sistem Otot
Otot berperan penting dalam aktivitas
gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak.
Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut ini:
o Atrofi
Atrofi
merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis
yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini menyebabkan kerusakan saraf yang
mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.
o Hipertrofi
Hipertrofi
merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi
disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot
membesar
o Hernia
abdominalis
Hernia
abdominalis merupakan sobeknya dinding otot
abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut
o Tetanus
Tetanus merupakan
otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi
sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi
oleh bakteri Clostridium tetani.
o Distrofi
otot
Distrofi otot merupakan
penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak. Penyakit ini merupakan
penyakit yang disebabkan adanya cacat genetik.
o Miastenia
gravis
Miastenia gravis
merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem imunitas yang tidak
berfungsi dengan normal.
BAB
III
KESIMPULAN
1.
System
rangka atau sistem skelet yaitu merupakan susunan
tulang pembentuk tubuh manusia,penggerak badan,merupakan alat gerak pasif
karena tulang juga akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif(otot) yang melekat
pada tulang tersebut mengadakan gerakan, jadi tulang berguna untuk pelekatan
otot tubuh.
- Fungsi kerangka:
· menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
· melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan
paru-paru
· tempat melekatnya otot-otot
· untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
· tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
· memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah.
3.
Berdasarkan
bentuknya tulang dibagi menjadi :
a.
Tulang
pipa
b.
Tulang
pipih
c.
Tulang
pendek
d.
Tulang
pneumatika
e.
Tulang
sesamoid
4.
Proses pembentukan tulang:
a.
Jaringan embrional
(mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai rangka awal. Tulang rawan tersebut
berongga dan menghasilkan sel induk tulang (osteoblast).
b.
Osteoblast kemudian
membentuk sel-sel tulang. Masing-masing tulang menghasilkan matriks tulang yang
di dalamnya diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehinggan
tulang menjadi keras.
5.
Macam-macam
sendi
a.
Sendi
continue (synarthrosis)
b.
Sendi
discontinue (diarthrosis)
c.
Amfiarthrosis
6.
System
rangka tubuh manusia terdiri dari
a.
Skeleton
aksial
Macam-macam skeleton aksial
:
1)
Tulang
dada
2)
Tulang
tengkorak bagian kepala dan wajah
3)
Tulang
rusuk
4)
Ruas-ruas
tulang belakang
b.
Skeleton
apendikular
Terdiri dari :
1)
Anggota
gerak atas (extremitas superior)
2)
Anggota
gerak bawah (extremitas inferior)
3)
Gelang
bahu
4)
Gelang
panggul
5)
Bagian akhir dari ruas-ruas
tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.
- Gangguan pada Sistem Gerak Manusia
Gangguan pada system rangka :
a.
Gangguan
fisik
1)
Fraktura
sederhana
2)
Fraktura
kompleks
3)
Greenstick
4)
Comminuted
b.
Gangguan
fisiologis
1)
Rakhitis
a)
Mikrosefalus
b)
Osteoporosis
2)
Kelainan
akibat suatu penyakit
c.
Gangguan
persendian
1)
Dislokasi
2)
Terkilir
(keseleo)
3)
Ankilosis
4)
Artritis
d.
Gangguan
tulang belakang
1) Skoliosis,
melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung
ke arah kanan atau kiri
2) Kifosis,
perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bongkok
3) Lordosis,
melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan
sehingga kepala tertarik ke arah belakang
4) Subluksasi,
gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke
arah kiri atau kanan.
e.
Gangguan pada
Sistem Otot
1)
Atrofi
2)
Hipertrofi
3)
Hernia
abdominalis
4)
Tetanus
5)
Distrofi otot
6)
Miastenia
gravis
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Evelyn C Pearce. 1979. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.
Jakarta: Gramedia
Rosyidi,Alvi. 2008. Anatomi Fisiologi Manusia. Surakarta: UNS Press
Syaifudin.2009.
Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
http://athoenk46.wordpress.com/2010/02/26/anatomi-tubuh-manusia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar