Minggu, 24 April 2011

sel

PAPER
ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN


PENYUSUN:
1. Abdi Prasetyo (K4309001)
2. Ari Tyas S. (K4309012)
3. Artha Vinsentricia (K4309014)
4. Dahlia Heranita (K4309021)
5. Dwi ekayanti (K4309025)
6. Fathoni Hari B. (K4309030)
7. Imah solikhatun (K4309039)
8. Ismiyatin (K4309042)
9. Januarita (K4309046)
10. Nova Indri U. (K4309056)
11. Wahyu Nur Utami (X4306019)
12. Kakak Tingkat (K430****)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

SEL
Sel adalah unit dasar suatu organisme. Pada organisme multisel, sel tidak semata-mata mengelompok tetapi dihubungkan dan di koordinasikan dalam satu keseluruhan yang harmonis. Ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi sel bermacam-macam. Ada sel yang memiliki organisasi internal sederhana, tetapi ada juga yang rumit. Ada sel yang mempunyai banyak fungsi, tetapi ada juga sel yang memiliki fungsi khusus.
Sejarah sel
Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas.sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Aristoteles dan Paracelsus (384-322 SM/ yunani)
Berpendapat bahwa sel hewan dan tumbuhan ditemukan pada sel yang sejenis.
b. Marcello Malphigi (1628-1694, italia)
Meneliti bagian akar dan batang tumbuhan dengan menggunakan mikroskop biasa dan ditemukan ruang-ruang kecil yang dibatasi selulosa.
c. Robert Hooke (1637-1703, Inggris)
Melakukan pengamatan terhadap irisan gabus kering dan didapatkan petak-petak kosong yang dibatasi oleh dinding yang dinamakan sel.
d. Antonie Van Leeuwenhoek (1672-1723, Belanda)
Berhasil membuat mikroskop dengan perbesaran sampai 300 kali dari ukuran sebenarnya dan dipergunakan untuk mengamati bentuk-bentuk bakteri pada gigi didapat bentuk basil, kokus, spiril..
e. Johanes Purkinje (1787-1868, Inggris)
Berpendapat bahwa isi suatu sel adalah protoplasma. Protoplasma merupakan bahan embrional dari sel yang serupa gelatin dan dinamakan sarcode.
f. Robert Brown (1773-1858, Inggris)
menemukan nukleus pada sel epidermis serbuksari dan bakal biji. Robert Brown juga mengemukakan konsep yang menyatakan bahwa sel yang bernukleus merupakan kesatuan dasar semua makhluk hidup (inti sel merupakan bagian yang penting dari sel). Robert Brown juga menemukan gerak protoplasma yang acak-acakan yang dinamakan “gerak brown”.
g. Mathias J. Schleiden (1804-1881, jerman) dan Theodor Schwann (1810-1882)
Schleiden berpendapat bahwa semua jaringan tumbuhan terdiri dari sel. Sedangkan Schwann berpendapat bahwa semua jaringan hewan terdiri dari sel. Sehingga ditemukan postulat bahwa:
• Semua makhluk hidup terdiri dari sebuah atau lebih sel yang bernukleus.
• Sel merupakankesatuan fungsional terkecil dari makhluk hidup.
h. Rudolf Virchow (1821-1902, jerman)
Berpendapat bahwa sel berasal dari sel yang ada sebelumnya. Pernyataan Virchow lebih dikenal dengan perumusan bahwa setiap sel berasal dari sel atau dengan bahasa latin Omnos cellula e cellula. Virchow juga berpendapat bahwa sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional dari makhluk hidup.
i. Edmund B. Wilson (1925)
Berpendapat bahwa sel merupakan unit terkecil, yang dalam bukunya yaitu The Cell in Development and Heredity.
j. Max Verworn (1895, jerman)
Menyatakan bahwa dalam sebuah sel sebenarnya sudah dapat dipelajari fungsi-fungsi yang terdapat di dalam tubuh.
Dari uraian diatas, sejak permulaan ditemukan sel sampai ditemukaannya mikroskop elektron, dapat disebut sebagai Sejarah Penelitian sel yang secara periode selengkapnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
Periode pertama, sejarah penelitian tentang sel semenjak pertengahan abad ke XVII sampai akhir ke XIX, semenjak Robert Hooke menemukakan irisan-irisan dari jaringan tumbuhan yang disebut sel sampai ditemukan alat dan teknik baru dalam mengembangkan teori tentang sel. Dalam penemuan alat baru misalnya alat mikrotom, sedangkan teknik baru misalnya cara-cara fiksasi dan pewarnaan terhadap objek yang dapat dilihat dibawah mikroskop, sampai dapat menemukan inter-relasitas struktur dan fungsi bagian-bagian dari sel-sel tersebut.

Periode kedua, sejarah penelitian tentang sel melalui kegiatan berbagai percobaan (experimental period). Periode ini melahirkan pengetahuan tentang faktor-faktor turunan atau gen yang dapat diketahui dari nukleus atau inti sel. Faktor-faktor ini merupakan susunan-susunan halus (fine structures) bagaikan benang-benang halus, yang selanjutnya disebut kromosom. Dari percobaan itu dapat diambil kesimpulan bahwa sel tersebut merupakan unit keturunan (heredity unit).\

Periode ketiga, sejarah penelitian tentang sel melalui pemakaian alat-alat baru dan zat-zat kimia baru, yang membantu pembuatan preparat-preparat dan pengamatan-pengamatan yang lebih teliti. Alat baru yang diketemukan yaitu mikroskop fase-kontras oleh FRITZ ZERNIEKE (1935), dengan alat ini dapat dilihat sel hidup dengan lebih jelas, karena mikroskop ini susunan optiknya lebih kompleks. Kalau sebelumnya untuk melihat sel dengan teliti sel tersebut harus dibunuh terlebih dahulu, maka dengan alat baru di atas bagian-bagian sel dapat dilihat dengan jelas tanpa membunuhnya. Penemuan alat yang paling canggih ialah mikroskop elektron yang dapat menghasilkan gambaran foto dengan skala penglihatan sejuta kali dari ukaran benda yang sesungguhnya. Dengan sendirinya gambaran itu lebih jelas karena mikroskop yang biasa daya penggambarannya hanya sekitar seribu dari benda yang sesungguhnya.

Teori –teori Sel
Dari berbagai penemuan tentang sel tersebut, maka lahirlah teori-teori sel yaitu:
1. Sel sebagai kesatuan struktural makhluk hidup
Didasarkan dari hasil penemuan / pengamatan dari ahli anatomi tumbuhan Scheleiden dan ahli anatomi hewan T. Schwan yang menyatakan bahwa tubuh tumbuhan dan hewan tersusun dari sel.
2. Sel sebagai kesatuan fungsional
• Didasarkan pada pernyataan Max Schultze, bahwa protoplasma merupakan dasar fisik bagi kehidupan, tempat berlangsungnya seluruh proses hidup.
• Kemampuan melaksanakan kehidupan bagi makhluk hidup.
3. Sel sebagai kesatuan pertumbuhan makhluk hidup
Didasarkan pada pernyataan Virchow bahwa, sel berasal/ tumbuh dari sel yang hidup sebelumnya.
4. Sel sebagai kesatuan hereditas makhluk hidup
Didasarkan pada penemuan alat bantu canggih, sehingga didalam inti sel dapat dilihat adanya : faktor keturunan / gen yang membawa sifat-sifat menurun / hereditas bagi makhluk hidup.
Imah solikhatun (K4309039)


BENTUK SEL
Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, kotak, elips, poligonal, memanjang seperti serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran rata-rata sel tumbuhan berkisar antara 10 - 100 m. Beberapa sel tumbuhan memiliki diameter sampai 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung dengan mata biasa.
Sel pada tumbuhan bentuknya tetap dan kaku karena terdiri dari selulosa. Bentuk sel pada tumbuhan ada juga yang berkaitan dengan fungsi, misalnya sel penyusun bulu-bulu akar berkaitan dengan penyerapan dan sel-sel penyusun jaringan tiang berkaitan dengan fotosintesis. Sel-sel yang menyusun jaringan skelerenkim mempunyai bentuk serabut, berkaitan dengan fungsi sebagai penguat pada kulit biji. Sel-sel floem mempunyai bentuk tapis, berkaitan dengan fungsi sebagai transportasi zat makanan.
Berdasarkan aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen).
Pada umumnya, sel-sel penyusun jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relatif kaya akan protoplasma.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan. Berikut ini merupakan bentuk sel penyusun jaringan dewasa tersebut :
a. Sel Penyusun Jaringan Epiderm
Bentuk, ukuran, dan susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinva diantaranya adalah:
• Stomata (mulut daun), yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air
• Trikoma, yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder.
Trikoma ini berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen, garam, dan gula; rambut akar merupakan tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola besar.
b. Sel Penyusun Jaringan Dasar (Parenkim)
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus, segi enam atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Berdasarkan bentuknya parenkim dibedakan menjadi beberapa macam :
 Parenkim palisade
Merupakan penyusun daging daun, terdiri atas selapis atau lebih sel bentuknya panjang, tersusun rapat, letaknya tegak lurus terhadap permukaan daun dan mengandung banyak kloroplas sehingga berperan dalam fotosintesis.
 Parenkim spon
Sebagai penyusun mesofil daun. Susunan selnya tidak teratur, berdinding tipis dengan ruang antar sel yang relatif besar.
 Parenkim lipatan
Yaitu jaringan yang dinding selnya mengadakan lipatan kearah dalam.
 Parenkim bintang
Jaringan yang berbentuk seperti bintang dan mempunyai banyak ruang antar sel
c. Sel Penyusun Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terrdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim, sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
• Kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel.
• Kolenkim lamelar, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur.
• Kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehingga berbentuk pipa.
2) Sel Penyusun Sklerenkim
Sel – selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel – sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel – sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Berdasarkan bentuknya sklereid dibagi menjadi :
• Brakisklereid adalah sklereid yang berbentuk seperti insang ikan yang dapat dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu, seperti buah pir.
• Trikosklereid adalah sklereid berbentuk memanjang seperti benang dengan satu percabangan yang teratur, contohnya pada daun atau batang teratai (tumbuhan hidrofil).
• Makrosklereid adalah sklereid berbentuk tongkat atau tubular dapat dijumpai pada kulit biji kacang-kacangan.
• Osteosklereid adalah sklereid berbentuk tulang dengan ujung membesar dan kadang-kadang bercabang, seperti pada kulit biji tumbuhan Dycotiledoniaea. Asterosklereid adalah sklereid berbentuk cabang-cabang seperti bintang yang terdapat pada daun.
d. Sel Penyusun Jaringan Pengangkut
Terdiri atas :
1) Sel Penyusun Xilem
Xilem tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Sel Penyusun Floem
Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Ari Tyas S. (K4309012)


Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Sifat dinding sel
Dinding sel umumnya dianggap sebagai hasil ekskresi protoplasma dan diletakkan pada permukaannya, sehingga merupakan lapisan (selaput) yang tak hidup. Namun demikian ada bagian dari dinding sel, yakni lamela tengah yang mengandung bahan bahan hidup selama protoplas masih aktif.
Asal usul dinding sel
Pembentukan dinding sel diawali pada tempat disekitar pembelahan inti. Apabila inti muda telah mencapai fase telofase, serabut gelendong menjdi lebih kuat disepanjang garis equator dan lebih lemah disekitar inti. Dengan sitoplasma disekitar, ia membentuk struktur yang agak rapat disebut Fragmoplas. Kemudian dibagian tengahnya muncul semacam partikel - partikel kecil yang kemudian meluas kearah dinding sel induknya dan terbentuklah semacam sekat. Sekat ini semula berupa membran tipis dan halus, kemudian mengalami penebalan dikedua belah pihak membentuk dinding sel.
Struktur dinding sel
Pada sel dewasa yang berdinding tebal, biasanya tampak lapisan-lapisan konsentrik pada dinding tersebut.Secara umum dikelompokkan dalam dinding primer dan dinding sekunder.

 Dinding primer
Sekat yang terbentuk pada pembelahan sel, merupakan fase permulaan dari dinding primer. Dalam perkembangannya sekat ini mengalami penebalan yang tidak seragam; pada bagian yang tetap tipis membentuk lapangan noktah dan pada saat ini muncullah benang benang penghubung yang dikenal sebagai plasmodesmata.Dinding primer tetap plastis dan fleksibel; bisa mengikuti perkembangan volume dan bentuk sel, dengan menunjukkan pertumbuhan yang tidak merta. Dinding primer dewasa sangat bervariasi tebalnya dan serta sifat kimia maupun fisik.
Lamela tengah
Lamela tengah ini terbentuk saat perkembangan dinding primer, berfungsi sebagai pengikat sel secara bersama – sama.Pada persambungan dengan dinding sel induk akan terjadi persambungan dua cabang.

 Dinding sekunder
Penebalan dinding sel primer yng terjadi dalam pertmbuhan akan menghasilkan dinding sekunder. Dinding sekunder ini tidak bisa tumbuh dan berkembang lagi dan ia dibentuk diatas dinding primer kecuali pada membran noktah.Sehingga bila ada dinding sekunder lubang noktah menjadi lebih dalam.Dinding sekunder lebih masif daripada dinding primer dan merupakan bagian terbesar dari dinding sel
Cara penebalan dinding sel
Cara penambahan bahan bahan dinding sel yang baru ini belum seluruhnya diketahui. Dua proses yang telah dikenal adalah
1. Aposisi : Penempatan bahan baru diatas permukaan lapisan yang telah ada.
2. Intersuscepsi : Penambahan partikel partikel baru diantara posisi yang telah ada.
Intersuscepsi penting dalam perluasan dinding sel, sedang aposisi penting dalam penebalan dinding. Pada umumnnya kedua proses tersebut berjalan bersama.

Plasmodesmata ,merupakan hubungan antara protoplas dua sel yang berdampingan dilakukan oleh benang plasma halus yang melintasi dinding melalui noktah.Benang benang ini dinamakan plasmodesmata dan hanya dijumpai pada sel hidup.Terbentuknya diduga mempunyai hubungan erat dengan pembentukan dinding pada pembelahan sel.Fungsinya merupakan saluran translokasi bahan bahan padat antar sel dan penerus rangsang.
Noktah yaitu suatu bagian dari dinding primer yang tidak mengalami penebalan lebih lanjut dan merupakan daerah dimana plasmodesmata berada sebagai penghubung antara sel satu dengan sel yang lain. (Suwasono Heddy,1990 : 11 – 15 )
Dinding sel yang berhubungan dengan udara luar sering dilapisi kutin dan suberin sehingga merupakan lapisan kutikula.Lapisan kutikula ini tidak rapat sehingga masih dapat dipakai untuk melewatkan senyawa kimia melewati ektodesmata (plasmodesmata yang menghadap keluar).Fungsi dinding sel adalah
1. Memberi kekuatan mekanik sehingga mempunyai bentuk tetap.
2. Memberi perlindungan membran plasma dan isi sel.
3. Sebgai alat transportasi zat dari dalam keluar sel atau sebaliknya.
Fathoni Hari B. (K4309030)

Membran plasma

i. Gambar struktur dari membran plasma
Membran plasma atau yang sering di sebut dengan membran sel adalah suatu fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Pada sel tumbuhan, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein. Umumnya lipid pada membran berjenis fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Pada fosfolipid juga merupakan suatu molekul-molekul amfilitik yang artinya setiap molekul mengandung kepala hidrofilik dan ekor hidrofobik. Sedangkan pada senyawa protein, membran memiliki 2 protein yaitu protein integral dan protein perifer. Protein integral yang terdapat diantara lapisan fosfolipid dan protein perifer adalah protein yang menempel pada lapisan fosfolipid. Pada membran plasma memiliki karbohidrat yang melekat pada permukaan luarnya. Karbohidrat yang melekat pada protein disebut dengan glikoprotein dan karbohidrat yang menempel pada bagian kepala fosfolipid dimana menghadap ke sisi sebelah luar disebut dengan glikolipid. (Campbell.2000:117)
Membran plasma mempunyai berbagai fungsi terhadap sel, diantaranya yaitu :
• Mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan lingkungannya.
• Menjadi tempat reaksi seperti reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksidasi dalam respirasi.
• Sebagai reseptor dari luar seperti hormone dan bahan kimia lainnya baik zat berasal dari lingkungan luar sel ataupun bagian lain dari dalam sel itu sendiri.
• Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
• Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang keluar meninggalkan sitoplasma.

Gerakan zat melalui membran plasma dibedakan menjadi 2 macam diantaranya sebagai berikut :
1. Gerakan aktif
Meliputi :
• Transpor aktif
Pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi. Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi artinya transport aktif berjalandari larutan hipotonis ke larutan hipertonis. Transpor ini di pengaruhi oleh muatan listrik didalam dan diluar sel yaitu Na+, K+, Cl-. Contoh dari transpor aktif ini adalah transpor glukosa melalui membran plasma.
• Endositosis dan eksositosis
Endositosis merupakan peristiwa memasukan zat padat atau tetes cairan melalui membran. Sedangkan eksositosis merupakan peristiwa mengeluarkan zat padat atau tetes cairan melalui membran
2. Gerakan pasif
Meliputi :
• Difusi sederhana
Molekul yang dapat melewati selaput plasma secara difusi bebas diantaranya adalah molekul air, karbondioksida, dan oksigen dimana molekul ini bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai dengan gradient konsentrasi). Mikromolekul dalam bentuk hidrofobik dapat melewati plasma dengan mudah dan makromolekul dan ion sulit melewati membrane plasma.
• Difusi dengan fasilitas
Yang dimaksud dengan difusi dengan fasilitasi adalah difusi yang memerlukan penggandeng dan bukan memerlukan ATP dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Gerakan ini lebih cepat daripada difusi sederhana. Molekul yang membawa adalah protein karena protein mempunyai bagian tertentu yang dapat menggandeng dengan molekul yang diangkut. Pengangkutan dapat terjadi dari sisi satu ke yang lain dengan cara rotasi.
• Osmosis
Perpindahan air atau zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi melewati membran semipermeabel. Pada sel tumbuhan, keluarnya air berlangsung terus mengakibatkan plasmolisis yang artinya melepasnya selaput atau membran sel dari dinding sel.
Artha Vinsentricia (K4309014)


Organel di Dalam Sel
1. Inti
Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai pengendali kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 m. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti. Berdasar jumlah nukleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2) Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3) Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur.
Di dalam nukleus terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan DNA. Setiap nukleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai berikut
• Membran Nukleus (Selaput Inti)
Selaput inti merupakan bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput inti terdiri atas dua lapis membran (bilaminair), setiap lapis merupakan lapisan bilayer. Ruang antara membran disebut perinuklear atau sisterna. Pada membran ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan sitoplasma.
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel prokariotik (tidak memiliki selaput inti) dan sel eukariotik (memiliki selaput inti).
• Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan dan semisolid (kental). Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nukleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromatin menebal dan memendek serta mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA.
Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (mengopi diri) menjadi RNA yang selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.
• Nukleolus
Nukleolus atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nukleolus terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan merupakan organel yang tetap.
Abdi Prasetyo (K4309001)
2. RETIKULUM ENDOPLASMA
Salah satu struktur selaput yang terdapat di dalam sitoplasma adalah retikulum endoplasma (RE). RE merupakan sistem rumit yang terdiri atas dua unit selaput yang membatasi daerah sempit diantaranya.RE terdapat pada sel eukariota.RE bila dilihat dengan mikroskop elektron nampak jelas yang berupa saluran-saluran yang berjala-jala atau berjajar-jajar dan terdiri dua lapisan. Bentuk khusus RE di dalam sitoplasma merupakan plasmodesmata, dan menembus dinding sel tetangganya. Bagian RE yang terdapat di tengah plasmodesmata dalam bentuk tabung disebut desmotubule. Membran RE bersifat dinamik dan berfungsi mambantu transpor didalam sel dengan cepat, demikian juga sel yang disintesis di dalam sel dapat cepat diangkut ke permukaan sel.
endoplasma dibedakan atas dua jenis, yaitu:
a) Retikulum endoplasma kasar
Retikulum endoplasma kasar terdapat dalam bentuklamella berupa kantung-kantung yang pipih, sedangkanretikulum endoplasma halus atau licin biasanya dalam bentukvesikula atau tubulus.Retikulum endoplasma kasar umumnyadijumpai pada sel-sel yang dikhususkan untuk mengsekresiprotein seperti sel-sel asinar pankreas, sel-sel plasma yangmengekskresikan antibodi atau pada sel-sel yang aktifmengsintesis membran misalnya sel telur muda atau sel-selbatang pada retina. Retikulum endoplasma kasar merupakantempat berlangsungnya sintesis protein yang ditunjukkan untuk (i) digetahkan atau disekresikan, (ii) sintesis untuk membran,dan (iii) organel-organel intra membran lainnya
Pada permukaan hyaloplasmik membran retikulumendoplasma kasar, terdapat partikel-partikel ribosom yangmenempel atau tertanam. Sedangkan pada retikulumendoplasma halus, membrannya tidak memiliki partikel ribosom.Ribosom-ribosom (80S, 60S dan 40S) melekat pada membranretikulum endoplasma melalui perantaraan glikoprotein khususyang disebutriboforin. Riboforin ini merupakan reseptor untukpartikel ribosom dengan BM 63.000 dan 65.000 dalton.
Riboforin merupakan protein integral membran yang terdapat pada retikulum endoplasma kasar. Bagian ribosom yang berasosiasi dengan kompleks ribosom adalah ribosom subunit besra. Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa membran retikulum endoplasma dan membran sel pada umumnya bukan hanya asimetris dari aspek strukturalnya tetapi juga simetris dari aspek fungsionalnya.Berdasarkan bentuknya, RE dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : REberbentuk lamella, RE berbentuk versikula, dan RE berbentuk tubulus.
b) Retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma halus permukaan hyaloplas-miknya tidak mengandung ribosom. Oleh sebab itu, sering dinamakan retikulum endoplasma agranuler. Retikulumendoplasma halus terutama terdapat di dalam sel yangmemegang peranan penting dalam metabolisme lipida, dan mempunyai peranan dalam sintesis kolesterol dan metabolismehormon-hormon steroid. Retikulum endoplasma halusmengandung enzim-enzim yang dibutuhkan untuk sintesis lipoprotein, misalnya sel-sel hepatosit. Selain itu, jugamengandung enzim-enzim yang berperan dalam detoksifikasi, misalnya enzim sitokrom p450.
Retikulum endoplasma kasar memiliki daerah yangsebahagian besar tidak mengandung ribosom. Daerah-daerahtersebut merupakan daerah peralihan, karena dari situlahdibentuk vesikula-vesikula transpor atau vesikula transisi atauretikulum endoplasma transisi. Vesikula-vesikula tersebut megandung protein atau lipida yang diangkut secara intraseluler.
Vesikula-vesikula transisi atau vesikula transporberperan mengangkut makromolekul (protein) dari retikulumendoplasma. Di dalam vesikula transport terdapat protein yanglarut yang berasal dari lumen retikulum endoplasma (proteinsekretori) atau protein yang terikat pada membran vesikula(protein membran). Vesikula-vesikula dapat bergabung denganmembran sasaran dan melepaskan isinya. Membran vesikulamerupakan bagian dari membran sasaran.
Pada sel-sel yang aktif mensintesis hormon steroid,retikulum endoplasma licin atau halus memiliki enzim-enzimuntuk sintesis kolesterol, yang merupakan prazat untuk sintesishormon steroid. Sintesis lipida berlangsung di dalam retikulumendoplasma licin. Semua lipida yang dibuat di dalam seldisintesis pada membran retikulum endoplasma kecuali fosfatil dilgliserat dan kardiolipin.
Fungsi Retikulum Endoplasma
• Secara umum fungsi retikulum endoplasma mencakup pemecilan protein yang baru disintesis untuk keperluan ekspor pemakaian intrasel,proteolisis terbatas dari urutan tanda protein yang baru dibuat, glikosilasi awal dari glikoprotein, modifikasi pascatranslasi asam-asam amino, perakitan protein banyak rantai sintesis lipid dan perombakan persenyawaan endogen dan eksogen kimia.
• Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju kesitosol.
• Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
Dahlia Heranita (K4309021)


3. BADAN GOLGI
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
• Struktur
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel
1. Vesikel retikulum endoplasma,
2. Vesikel eksositosis
3. Sisterna,
4. Membran sel,
5. Vesikel sekresi.
Keterangan gambar: Skema transpor di dalam badan Golgi

• Fungsi
Fungsi badan golgi:
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
Dwi ekayanti (K4309025)

4. Mitokondria
Mitokondria atau kondriosom (chondriosome) adalah organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya pada sel hidup yang diwarnai dengan Janus green B dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk Adenosina trifosfat dihasilkan. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariota (bakteri). Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot .Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

Struktur

Struktur umum suatu mitokondrion:
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran.
• Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.
• Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid(lemak) dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
• Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
Fungsi mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT) .
Siklus Hidup Mitokondria
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian mitokondria.
Nova Indri U. (K4309056)

5. Plastida
Plastida adalah organel yang khas pada sel tumbuhan dan tidak terdapat dalam sel hewan.Bentuk ukuran dan pigmentasinya bermacam macam.Plastida yang penting adalah kloroplas,kromoplas dan leukoplas.
3 jenis plastida :
1. Kloroplas
Kloroplas merupakan plastida yang berwarna hijau karena pigmen yang dominan adalah klorofil.
Semua tipe plastida merupakan turunan dari badan yang sangat kecil,yang disebut proplastida,yang terdapat di dalam sel meristem. Proplastida dan plastida di dalam sel muda memperbanyak diri dengan pembelahan. Plastida mempunyai pembungkus yang terdiri dari dua unit selaput. Selaput di luar halus,memberi bentuk pada plastida,sedangkan selaput dalam membentuk kantung pipih yang disebut tilakoida. Sistem tilakoid dikembangkan menjadi beberapa jenis plastida. Di bagian dalam plastida terdapat matriks yang mengandung protein,disebut stroma. Di dalam stroma ini terdapat DNA dan ribosom yang ukurannya lebih kecil dibandingkan ribosom yang terdapat di dalam sitoplasma. Karena DNA yang terdapat di dalam kloroplas mempunyai kemampuan genetika terbatas,kloroplas disebut juga organel semi otonom. Pada proplastida tidak ada atau sedikit terdapat tilakoid.
Pada kloroplas,sistem tilakoid berisi granum dan frets(lamela intergranum).Tiap granum tersusun atas setumpukan tilakoid yang berbentuk seperti koin. Antara granum yang satu dengan granum yang lain saling berhubungan melalui frets,yaitu stroma tegak. Di dalam kloroplas terdapat enzim yang berperan dalam fiksasi CO2 menjadi gula.
Tumbuhan yang tumbuh di tempat yang gelap berwarna pucat karena sedikit sekali proplastida yang berkembang menjadi kloroplas. Peristiwa ini disebut etiolasi.Kantong kecil yang terdapat di plastida ini hanya berkembang menjadi kisi-kisi parakristalin,yang disebut tubuh prolamela. Plastida seperti ini disebut etioplas.Apabila tumbuhan yang tumbuh di tempat yang gelap ini ditempatkan pada tempat yang banyak sinar,tubuh prolamela akan berkembang menjadi sistem tilakoid yang khas.


2. Kromoplas
Kromoplas biasanya berwarna kuning,oranye atau merah karena terdapat pigmen karotenoid. Kromoplas banyak ditemukan pada mahkota bunga,buah masak,dan beberapa akar tumbuhan(akar wortel).
Bentuk dan ukuran kromoplas sangat besar. Kromoplas seringkali merupakan turunan dari kloroplas ,tetapi dapat juga berkembang secara langsung dari proplastida.Diferensiasi klomoplas meliputi sintesis pigmen karotenoid. pigmen ini mungkin disimpan dalam gelembung lemak(misalnya dalam mahkota bunga Ranumculus repens,buah Citrus yang kuning),atau dalam benang protein(misalnya dalam buah Capcisum yang merah). Pada akar wortel,karoten berbentuk kristal yang dikelilingi oleh selubung lipoprotein. Pada buah tomat,terdapat dua jenis pigmen yang berupa kristal sepil dan globula.kromoplas dalam kebanyakan tumbuhan dapat berdiferensiasi menjadi kloroplas kembali(misalnya pada wortel,terutama pada pangkal akar yang tidak tertutup tanah).

3. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak mengandung pigmen,dan biasanya terdapat di dalam jaringan yang tidak terkena sinar. Leukoplas banyak digunakn umtuk menyimpan hasil metabolisme.Berdasarkan peranannya sebagai penyimpan hasil metabolisme , ada beberapa macam leukoplas yaitu:
• Amiloplas : yaitu yang berfungsi un tuk menyimpan tepung.
• Proteinoplas : yaitu leukoplas yang berfungsi mnyipan protein.
• Elailoplas : yaitu leukoplas yang berfungsi untuk menyimpan minyak.
Tepung,fitoferitrin(suatu senyawa protein zat besi),dan lemak disimpan dalam. Bentuk globula yang disebut plastoglobuli,sering terdapat dalam berbagai plastida termasuk kloroplas.Leukoplas dan jaringan kloroplas(misalnya dalam umbi kentang).
Seperti yang telah diuraikan di atas,plastida dan mitokondria mengandung DNA dan ribosom.Karena itu plastida secara potensial mempunyai otonom(organel semiotonom).Petunjuk adanya otonomi ini menimbulkan suatu hipotsis bahwa plastida secara evolusi berasal dari sel prokariot primitif(misal ganggang hijau biru),yang diliputi oleh sel eukariot primitif,yang akhirnya menjadi bentuk simbiosis permanen.
Ismiyatin (K4309042)



6. Ribosom
Ribosom merupakan organel sel yang bentuknya kecil berupa butirannukleoprotein. Pada sel eukariotik, ribosom berbentuk bulat dengandiameter 25 nm, sedangkan pada sel prokariotik lebih kecil lagi.
Ribosom tersusun atas subunit besar dan subunit kecil. Di dalamnya, berisi RNA ribosom (RNAr) dan protein. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
Struktur Ribosom
Ribosom adalah partikel kecil kedap-elektron dengan ukuran sekitar 20×30 nm. Ribosom tersusun oleh empat jenis RNA ribosom (rRNA) dan hampir 80 protein yang berbeda.
Ribosom umumnya terdapat terikat ke retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian lainnya terdapat bebas dalam sitoplasma. Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel. Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
Protein ribosomal masuk ke nukleolus dan berkombinasi dengan empat strand rRNA untuk membentuk dua sub unit ribosomal (sub unit kecil dan sub unit besar). Unit ribosom ke luar meninggalkan inti melalui pori inti dan menyatu dalam sitoplasma untuk tujuan sintesis protein. Bila produksi protein tidak berlangsung, kedua sub unit ribosomal terpisah.
Komposisi kimia dari ribosom antara lain sebagai berikut :
1. Asam Nukleat Ribosom
a. Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang seimbang, mengandung 2 tipe rRNA, yakni:
- Satu rRNA 28S
- Satu rRNA SS
b. Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak dapat berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan asosiasi tersebut. RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu tRNA. Bilamana terbaca maka tRNA melekat pada site yang merupakan bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA yang melekat pada molekul mRNA menyebabkan pergerakan translasi mRNA masing-masing.
2. Protein Ribosomal
a. Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut dengan huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat moleku130.000 - 40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom, mengelilingi rRNA. Protein memainkan peranan sebagai reseptor pada faktor pemanjangan sedangkan yang lainnya mengontrol transducti.
b. Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:
• Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang memberikan energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan tRNA asetil.
• Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6)
• Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang telah dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru.
• Dalam konstruksi suatu alur longitudinal, menempatkan rantai protein dengan pembentukan dan melindunginya meiawan enzim proteolitik. Alur ini memiliki panjang sesuai dengan rantai polipeptida 35 asetil-NH2.
Kakak Tingkat (K430****)


7. LISOSOM
Lisosom adalah organela yang berbentuk kantung kecil (vesculi),yang terbungkus oleh selapis membran. Organel ini terdapat pada semua sel eukariotik, terutama pada sel-sel hewan yang memiliki kegiatan fagositik. Didalam lisosom mengandung banyak enzim pencerna hidrolitik seperti protease,nuklease,lipase, dan fosfatase. Enzim-enzim dalam lisosom dibentuk oleh RE kasar yang selanjutnya dikirim ke kompleks golgi. Pada sel tumbuhan, vakuola tengah yang besar dapat bertindak sebagai lisosom.
Pembentukan lisosom yaitu protein-protein hidroitik dibuat oleh ribosom dan REG yang disalurkan oleh RE ke aparat golgi .Pada saat melewati aparat golgi,dari permukaan cembung(luar) ke cekung (dalam) terjadi pemrosesan yang akhirnya terbentuk lisosom primer.
Pembagian lisosom berdasarkan fungsi fisiologisnya,adalah :
1. Lisosom Primer
Lisosom yang terbentuk sebelum kegiatan sel berjalan, mengandung enzim fosfatase dan bekerja pada suasana asam.
2. Lisosom Sekunder
Lisosom yang sedang terlibat dalam proses pencernaan di dalam sel. Berfungsi mencerna materi yang berasal dar luar sel dengan cara endositosis (fagositosis dan pinositosis).Fungsi pencernaan secara endositosis ini juga disebut heterolisosom atau vakuola pencernaan.Fungsi lain dari lisosom sekunder ini adalah mencerna intra selnya sendiri (otolisosom) atau vakuola otofag. Fagosom adalh organel yang memakan bahan, jika bahan diambil dari luar sel dinamakan heterofagosom. Dan jika bahan diambil dari dalam selnya sendiri disebut autofagosom. Lisosom primer jika bergabung dengan fagosom menjadi lisosom sekunder, sehingga bahan yang dicerna lebih mudah.
3. Telolisosom
Adalah heterolisosom otolisosom yang sudah tua dan tidak bekerja lagi. Telolisosom dapat menjadi residu statis yang permanen yang disebut post lisosom atau benda residu.Ada pula bahan yang terdapat di dalam telolisosom dikeluarkan dari sel dengan difekasi sel.
Autofogi biasanya dalam rangka efisiensi, perbaikan, perombakan dan pengaturan organel yang tua dan rusak diautofogi oleh lisosom agar efisien terhadap bahan-bahan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan oleh sel itu sendiri. Organel yang tua atau rusak dirombak dan dirakiti menjadi organel baru. Sebagai contoh, bahwa mitokondria efektif bekrja pada umur kurang dari 8 hari. Apabila sudah tua,dirombak oleh lisosom dan hasilnya merembes ke sitoplasma,kemudian ke RE,ribosom, inti dan aparat golgi membuat organel baru. Corpus luteum pada ovarium menyusut dikarenakan proses autofagi,apabila zat yang diproduksi oleh sel secara berlebihan maka akan diautofagi. Peristiwa lisosom memakan granula sekresi yang berlebihan itu dinamakn krinofagi.
Keadaan abnormal atau khusus lisosom juga melakukan autofagi. Jika sel diaparkan maka lisosom akan mengautofagi organel selnya sendiri seperti mitokondria, RE dan lain-lain. Obat-obat yang dapat merusak sel akan merangsang lisosom untuk menambah jumlah vakuola autofagi, sehingga butiran obat dapat ditawarkan dengan enzim-enzim pada vakuola autofagi. Lisosom juga mengautofagi sel-sel yang rusak karena obat. Makin banyak dan lama obat dikonsumsi makin dikerahkan lisosom unutk bekerja.
Peranan lisosom,adalah :
1. Peran lisosom dalm pencernaan
Mencerna materi dari luar sel (heterofagi) dan mencerna materi intra senya sendiril (otofagi).
2. Peran lisosom dalam sekresi
Sebagai vesikula sekresi pada berbagai kelenjar,baik eksokrin maupun endokrin. Enzim-enzim lisosom bekerja di dalam sel,untuk membantu menyiapkan materi yang dapat berfungsi di luar sel,misalnya membantu persiapan pengaktifan hormone tiroid.
Pada tumbuhan kantung semar (Nephentes) mengeluarkan enzim hidrolsis yang berfungsi untuk menyerang serangga. Pada jamur dapat mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik yang berfungsi untuk memecah makro molekul yang erdapat diluar sel agar molkul-molekul dapat dimasukan kedalam sel.
3. Lisosom sebagai aktivator
Biasanya terdapat pada kelenjar yang mengeluarkan getah,enzim,atau hormon dan belum aktif.
4. Lisosom sebagai pengabsorbsi
Yaitu pada jaringan yang sedang berdegenerasi diabsorbsi oleh lisosom,terutama alat atau bagian tubuh yang mengalami organogenesis dan metamorphosis.
5. Lisosom sebagai pertahanan dan penawar racun
Berfungsi mencerna dan menawarkan benda asing yang bersifat racun atau racun itu sendiri, juga berfungsi membersihkan debris yang berasal dari sel-sel yang mati atau rusak oleh benda asing atau racun.
6. Lisosom dalam germinasi biji.
Lisosom berperan dalm keterlibatan enzimhidrolitik pada perkecambahan sejenis gandum. Saat hidrolisis dikendalikan oleh hormon giberelin,yaitu mempengaruhi lapisan sel aleuron untuk melepaskan enzm hidrolase ke dalam endosprema.
Januarita (K4309046)

8. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan.
Vakuola sentral dalam sel tanaman tertutup oleh selaput yang disebut sebagai tonoplas (lihat gambar1), dan sangat terintregasi komponen penting dari membran jaringan internal tanaman (endomembran) sistem. Ini vakuola besar perlahan-lahan berkembang sebagai sel matang oleh fusi vakuola yang lebih kecil yang berasal dari retikulum endoplasma dan aparatus Golgi. Karena vakuola pusat sangat selektif dalam mengangkut bahan melalui membran, palet kimia dari solusi vakuola (disebut sel getah) berbeda dengan konsep yang sitoplasma sekitarnya. Misalnya, beberapa vakuola mengandung pigmen yang memberikan warna bunga tertentu karakteristik mereka. Vakuola pusat juga berisi limbah tanaman yang rasa pahit untuk serangga dan hewan, sementara sel-sel benih berkembang menggunakan vakuola sentral sebagai repositori untuk penyimpanan protein.
Diantara peranannya dalam fungsi pabrik sel, vakuola pusat yang mengandung garam, mineral, nutrisi, protein, pigmen, membantu dalam pertumbuhan tanaman, dan memainkan peranan struktural penting bagi tanaman. Dalam kondisi yang optimal, vakuola diisi dengan air dengan menggunakan tekanan yang signifikan terhadap dinding sel. Hal ini membantu menjaga integritas struktural tanaman, bersama dengan dukungan dari dinding sel, dan memungkinkan sel tumbuhan untuk tumbuh lebih besar tanpa harus mensintesis sitoplasma baru. Dalam kebanyakan kasus, sitoplasma tanaman terbatas pada lapisan tipis diposisikan antara membran plasma dan tonoplas, menghasilkan rasio besar permukaan membran ke sitoplasma.
Pentingnya struktur dari tanaman vakuola berhubungan dengan kemampuannya untuk mengontrol tekanan turgor. Tekanan turgor menentukan kekakuan sel dan berhubungan dengan perbedaan antara tekanan osmotik di dalam dan di luar sel. Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah menyebarkan cairan melalui membran semipermeabel memisahkan dua larutan yang mengandung konsentrasi yang berbeda dari molekul zat terlarut. Respon sel tumbuhan terhadap air merupakan contoh utama tentang pentingnya tekanan turgor. Bila tanaman menerima jumlah yang cukup air, pusat vakuola sel yang membengkak sebagai cairan dalam mereka mengumpulkan, menciptakan tingkat tinggi tekanan turgor, yang membantu mempertahankan integritas struktural tanaman, bersama dengan dukungan dari dinding sel. Dengan tidak adanya cukup air, bagaimanapun, vakuola pusat menyusut dan tekanan turgor berkurang, mengurangi rigiditas pabrik sehingga layu terjadi.
Vakuola tanaman juga penting untuk peran mereka dalam degradasi molekul dan penyimpanan. Terkadang fungsi-fungsi ini dilakukan oleh vakuola berbeda dalam sel yang sama, satu porsi sebagai kompartemen untuk menghancurkan bahan (mirip dengan lisosom ditemukan di sel-sel hewan), dan satu lagi menyimpan nutrisi, produk-produk limbah, atau bahan lainnya. Beberapa bahan umumnya disimpan dalam vakuola tanaman telah ditemukan dan menjadi berguna bagi manusia, seperti opium, karet, dan bumbu bawang putih, dan sering panen. Vakuola juga sering menyimpan pigmen yang memberikan bunga tertentu warna mereka, yang membantu mereka dalam daya tarik lebah dan penyerbuk lainnya, tetapi juga dapat melepaskan molekul yang beracun, bau-bauan, atau enak untuk berbagai serangga dan hewan, dengan demikian mengecewakan mereka karena mengkonsumsi tanaman.
Wahyu Nur Utami (X4306019)





DAFTAR PUSTAKA
Ir. A. G. Kartasapoetra . Anatomi Tumbuh-tumbuhan .
Heddy,Suwasono. 1990 . Biologi Pertanian . Jakarta : Rajawali Press
Santosa,Slamet . 2008 . Biologi Sel .Surakarta : UNS Pres
Mulyani , Sri . 2006 . Anatomi Tumbuhan . Yogyakarta : Kanisius Press
http://www.google.co.id/imglanding?q=membran+plasma&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=s&biw=1024&bih=548&tbs=isch:1&tbnid=COqClQMJg8oLvM:&imgrefurl=http://biologi.blogsome.com/2007/07/05/membran-sel-2/&imgurl=http://biologi.blogsome.com/wp-admin/images/membran2.gif&zoom=1&w=526&h=295&iact=hc&ei=UXLmTO6bFY6KvgPcgdXCCA&oei=UXLmTO6bFY6KvgPcgdXCCA&esq=1&page=1&tbnh=87&tbnw=156&start=0&ndsp=15&ved=1t:429,r:1,s:0)
(http://wordbiology.wordpress.com/2009/02/03/membran-plasma/)
(http://www.ardianrisqi.com/2010/08/struktur-dan-fungsi-ribosom/)
http://micro.magnet.fsu.edu/cells/plants/vacuole.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar