I. JUDUL : IMBIBISI
II. TUJUAN :
Mengetahui pengaruh kandungan * biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja) terhadap penyerapan larutan NaCl hipotonis [0,5], isotonis [0,9] dan hipertonis [1,5] dibandingkan dengan konsentrasi sitoplasma sel [0,9] selama proses imbibisi.
III. DASAR TEORI
Peristiwa migrasi molekul – molekul air ke suatu zat lain yang berlubang – lubang (pori) cukup besar untuk melewatkan molekul – molekul air dan kemudian molekul – molekul air itu menetap di dalam zat tersebut disebut dengan imbibisi. Air yang menyelundup disebut air imbibisi, sedang zat yang kemasukan air itu kita sebut imbiban (Dwijosepoetro,1989 : 78).
Imbibisi dalam sel tanaman mengacu pada penyerapan air dengan larut, padat, konstituen dinding hidrofilik bersifat protoplasma dan sel. Air menyerap sebagai hasil dari kedua difusi dan kapiler. (fenomena kapiler berpartisipasi sejauh mana bahan pemabuk yang dipenuhi dengan kapiler menit). Arah gerakan air dari daerah tinggi ke salah satu potensial kimia bunga air (= potensi air)
Imbibisi merupakan salah satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Proses imbibisi tidak melibatkan membrane seperti pada peristiwa osmosis.
Tekanan imbibisi identik dengan tekanan osmosis. Jika biji kacang itu telah menyerap air, maka berkuranglah tekanan imbibisinya, demikian pula berkuranglah tekanan osmosisnya (Dwijosepoetro,1989:80).
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah satu buah neraca analitical untuk menimbang biji sebelum perendaman serta untuk menimbang massa NaCl sebagai larutan perendam. Enam buah gelas aqua digunakan sebagai wadah proses perendaman. Satu buah gelas ukur yang digunakan untuk mengukur banyaknya volume aquades yang akan digunakan untuk membuat larutan NaCl. Satu buah spatula yang digunakan untuk mengaduk larutan NaCl agar NaCl(s) larut dalam aquadest dan digunakan untuk mengambil atau meletakkan NaCl(s) pada neraca pada waktu menimbang. Satu buah pinset untuk meletakkan dan mengambil biji dalam gelas aqua yang telah berisi larutan NaCl. Satu buah kaca arloji untuk meletakkan biji. Tisu secukupnya yang digunakan untuk membersihkan peralatan setelah dicuci. Dua buah pipet tetes untuk menyamakan semua volume. Enam buah plastic dan karet untuk menutup mulut gelas aqua.
Bahan yang digunakan adalah NaCl(s) untuk membuat larutan hipotonis sebanyak 2,34 gram, larutan isotonis 4,21 gram dan larutan hipertonis sebanyak 7,02 gram. Biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja) dengan syarat biji yaitu utuh, tidak berjamur, dapat tenggelam dalam air serta kering lalu dimasukkan dalam larutan hipotonis, isotonis, dan hipertonis sebagai obyek terjadinya imbibisi. Aquades sebanyak 240 mL yang digunakan untuk melarutkan NaCl(s).
V. CARA KERJA
Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Membuat larutan NaCl yang berbeda konsentrasi yaitu Hipotonis [0,5], isotonis [0,9], hipertonis [1,5], dimana dalam pembuatan hipotonis [0,5] membutuhkan 2,34 gram NaCl(s) yang dimasukkan ke dalam gelas aqua yang berisi 80 mL aquades. Setelah itu dilakukan pengukuran dengan gelas ukur sebanyak 40 mL ke dalam masing-masing 2 gelas aqua. Pembuatan larutan NaCl isotonis [0,9] membutuhkan 4,21 gram NaCl(s) yang dimasukkan ke dalam gelas aqua yang berisi 80 mL aquades. Lalu dilakukan pengukuran dengan gelas ukur sebanyak 40 mL ke dalam masing-masing 2 gelas aqua. Pembuatan larutan NaCl hipertonis [1,5] membutuhkan 7,02 gram NaCl(s) ke dalam gelas aqua yang berisi 80 mL aquades. Setelah itu dilakukan pengukuran dengan gelas ukur sebanyak 40 mL ke dalam masing-masing 2 gelas aqua. Pengukuran jumlah NaCl yang diperlukan dari masing- masing konsentrasi larutan tersebut menggunakan rumus:
m = Mr x M x V Aquadest
Keterangan:
m = Massa NaCl;
Mr = Massa Relatif NaCl( 58,5);
M = Molaritas NaCl;
V = Volume Aquades
Dan dengan Perhitungan Sebagai Berikut :
a. Larutan NaCl hipotonis [0,5]
Diketahui :Mr NaCl = 58,5
M= [0,5]
VAquadest = 0,08 L
m = Mr x M x V Aquadest
= 58,5 x0,5 x 0,08
= 2,34 Gram
b. Larutan NaCl Isotonis [0,9]
Diketahui :Mr NaCl = 58,5
M= [0,9]
VAquadest = 0,08 L
m = Mr x M x V Aquadest
= 58,5 x0,9 x 0,08
= 4,21 Gram
c. Larutan NaCl Hipertonis [1,5]
Diketahui :Mr NaCl = 58,5
M = [1,5]
VAquadest = 0,08 L
m = Mr x M x V Aquadest
= 58,5 x1,5 x 0,08
= 7,02 Gram
selanjutnya menimbang biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja) masing-masing sebanyak 2 gram dengan neraca analytic diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 3x 2 gram untuk setiap biji. Memasukkan biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja) ke dalam masing- masing larutan NaCl yang telah dibuat kemudian membiarkan biji- biji pada masing-masing gelas aqua tersebut terendam selama 5 jam. Setelah 5 jam, mengambil biji-biji yang telah direndam dengan menggunakan pinset. Mengukur volume larutan perendam biji menggunakan gelas ukur. Menghitung volume larutan NaCl yang diserap oleh biji dan mencatatnya serta memasukkan pada tabel pengamatan.
Rangkaian percobaan :
karet karet
plastik plastik
pot pot
larutan NaCl larutan NaCl
biji kacang hijau biji kedelai
(Vigna radiate) hitam
(Glisine soja)
VI. PARAMETER
Volume larutan NaCl hipotonis [0,5], isotonis [0,9], dan hipertonis [1,5] yng diserap oleh biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja ) selama proses imbibisi.
VII. INDIKATOR
Volume larutan NaCl hipotonis [0,5], isotonis [0,9], dan hipertonis [1,5] yng diserap oleh biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja ) selama proses imbibisi dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
Vlarutan yang diserap biji = ৷ Vlarutan sebelum imbibisi – Vlarutan setelah imbibisi ৷
Biji yang mengandung lebih banyak protein, lebih banyak menyerap air dibanding biji yang mengandung lebih banyak karbohidrat.
Semakin besar konsentrasi larutan maka sedikit air yang diserap
VIII. DATA PENGAMATAN
a. Larutan NaCl Hipotonis 0,5 M
Biji | Volume (ml) | Kondisi Biji | |||
Sebelum | Sesudah | Selisih | Sebelum | Sesudah | |
kacang hijau (Vigna radiata) | 40 | 35,2 | 4,8 | Kering,keras, halus | menggembung |
kedelai hitam (Glisine soja) | 40 | 34 | 6 | Kering,keras, halus | menggembung |
b. Larutan Isotonis 0,9 M
Biji | Volume (ml) | Kondisi Biji | |||
Sebelum | Sesudah | Selisih | Sebelum | Sesudah | |
kacang hijau (Vigna radiata) | 40 | 36,3 | 3,7 | Kering,keras, halus | menggembung |
kedelai hitam (Glisine soja) | 40 | 35,2 | 4,8 | Kering,keras, halus | Keras, basah. |
c. Larutan Hipertonis 1,5 M
Biji | Volume (ml) | Kondisi Biji | |||
Sebelum | Sesudah | Selisih | Sebelum | Sesudah | |
Kacang hijau (Vigna radiata) | 40 | 36 | 4 | Kering,keras, halus | Agak keriput |
Kedelai hitam (Glisine soja) | 40 | 35 | 5 | Kering,keras, halus | keriput |
IX. ANALISA DATA
Data pengamatan
Larutan | Selisih Volume Nacl (ml) | |
kacang hijau (Vigna radiata) | kedelai hitam (Glisine soja ) | |
Hipotonis [0,5] | 4,8 | 6 |
Isotonis [0,9] | 3,7 | 4,8 |
Hipertonis [1,5] | 4 | 5 |
Dari hasil percobaan dengan ketiga konsentrasi yang berbeda tersebut dapat dilihat adanya perubahan volume larutan NaCl sebelum dan sesudah imbibisi, dimana perubahan tersebut berupa penurunan atau berkurangnya volume larutan NaCl yang disebabkan oleh terserapnya air ke dalam biji, baik biji kacang hijau (Vigna radiata) maupun biji kedelai hitam (Glisine soja ) Hal ini mengindikasikan telah terjadi peristiwa imbibisi.
Grafik Hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan massa biji rata- rata:
Grafik pada pengamatan tidak sesuai dengan teori. Menurut Salisbury (1995:40), semakin besar konsentrasi larutan NaCl, semakin kecil potensial airnya (pelarutnya) dan semakin kecil atau sedikit air yang diserap biji, sehingga penambahan biji pun juga semakin kecil. Kandungan garam yang tinggi dapat berpengaruh pada penyerapan air yang dilakukan oleh biji..
Ketidak sesuaian antara teori dengan hasil percobaan dikarenakan :
1. Alat yang digunakan kurang steril
2. Timbangan tidak terkalibrasi dengan baik sehingga massa biji yang digunakan tidak valid
Dari grafik diatas dapat diketahui juga bahwa biji kacang hijau (Vigna radiata) menyerap lebih sedikit pelarut dibandingkan dengan biji kedelai hitam (Glisine soja ) dikarenakan kandungan dari tiap biji berbeda, biji kacang hijau (Vigna radiata) lebih banyak mengandung karbohidrat sedangkan biji kedelai hitam (Glisine soja ) mengandung protein. Menurut teori, biji yang mengandung lebih banyak protein, lebih banyak menyerap air dibanding biji yang mengandung lebih banyak karbohidrat.
KESIMPULAN
· Imbibisi merupakan salah satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
· Pengaruh kandungan biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji kedelai hitam (Glisine soja ) terhadap penyerapan larutan NaCl hipotonis [0,5], isotonis [0,9] dan hipertonis [1,5] dibandingkan dengan konsentrasi sitoplasma sel [0,9] selama proses imbibisi adalah selisih volume larutan NaCl pada biji kedelai hitam (Glisine soja ) lebih tinggi dibanding selisih volume larutan NaCl pada biji kacang hijau (Vigna radiata).
· Hasil percobaan sesuai dengan teori dimana biji yang mengandung lebih banyak protein, lebih banyak menyerap air dibanding biji yang mengandung lebih banyak karbohidrat
· protein bersifat hidrofilik, artinya protein lebih cepat menyerap air karena adanya gugus hidroksil yang lebih banyak dibandingkan karbohidrat dan lemak.
X. DAFTAR PUSTAKA
Dwijosepoetro.1989.Pengantar Fisiologi Tumbuhan .Jakarta: Gramedia
Heddy,Sutarmi.1984.Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali Press
Nuggle, G. Ray dan Fritz, George Fritz, 1983. Introductory Plant Physiology Second
Edition. Australia: Prentice – hall.INC.Englewood Cliffs New Jersey.
Salisbury, Frank.1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Blog Good
BalasHapuswww.pambiwara.co.cc
makasih-
BalasHapus